
Sejumlah anggota Paskibraka berbaris saat upacara pengukuhan anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) tahun 2012 di Istana Negara, Jakarta, Selasa (14/8). Sebanyak 67 anggota Paskibraka yang berasal dari 33 provinsi akan bertugas mengibarkan Sang Saka Merah Putih pada peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI pada 17 Agustus. Foto: ANTARA/Prasetyo Utomo
Beritasatu.com – FITRA merilis anggaran kebutuhan perayaan HUT RI ke-67 2012 ini menghabiskan dana hingga Rp7,8 miliar.
Kementerian Sekretariat Negara mengklaim anggaran untuk perayaan Hari Ulang Tahun RI ke-67 pada tanggal 17 Agustus nanti sudah sesuai dengan kebutuhan.
Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara Lambock VN Nahattands mengatakan anggaran disesuaikan dengan keadaan. Dia berkilah, semua perhitungan anggaran untuk kegiatan sudah dilakukan melalui proses yang benar.
Anggaran untuk HUT RI ke 67 tahun ini sudah termasuk dalam pengajuan anggaran tahun 2012. ”Pelaksanaan pekerjaan secara transparan, itu melalui lelang semuanya,” kata Lambock, kepada wartawan di Istana Negara, Jakarta, hari ini.
”Tolong melihat kegiatan yang dilakukan itu pantas atau tidak untuk HUT Proklamasi yang berskala nasional. Jangan dibandingkan dengan acara di kelurahan,” imbuh dia.
Lambock mengatakan, perayaan HUT Proklamasi selalu diperbaiki dan ditingkatkan setiap tahunnya. Dia pun meminta kepada semua masyarakat untuk ikut melakukan pengawasan untuk menghindari terjadinya penyimpangan.
FITRA merilis anggaran kebutuhan perayaan HUT RI ke-67 2012 ini menghabiskan dana hingga Rp7,8 miliar. Terkait hal ini Lambock tidak membantahnya secara langsung.
”Saya belum tahu. Jumlah persisnya saya tidak hapal. Melihat itu bukan hanya mengukur besarnya, tapi dari jenis kegiatannya, bobot kegiatan, itu akan menghasilkan biaya untuk itu,” ujar Lambock.
Sementara itu, Menteri Sekertaris Negara Sudi Silalahi menyatakan bahwa anggaran untuk perayaan HUT RI ke-67 akan diaudit. Anggaran tersebut pun sudah melalui mekanisme yang benar.
”Coba beri kesempatan mereka bekerja keras, jangan setiap hari semua harus kita ladenin. Kecuali kalau ada penyimpangan, semua auditable mekanismenya diikuti semua pengawasan dijalankan,” tandas dia.
Penulis: Arientha Primanita/ Wisnu CIpto